OLEH: Devondia Difa Indara
JUDUL BUKU:Ilmu pengetahuan
TANGGAL PEMBUATAN: 24,Maret 2009
WAKTU:05:33wib
Surabaya 24,Maret 2009Sensor dan Tranduser ILMU PENGETAHUAN
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.Kita mengenal ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Contohnya :
thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah
2. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energy dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya :
Termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung meng-hasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi terhadap beban lebih
Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier
Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan
Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama
Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama
Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
Macam – macam sensor
1. Sensor Cahaya
a) Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya
b) Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.
2. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan
dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui
pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 °C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.
3. Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya
Istilah :
1. Transduser
Suatu peranti yang dapat mengubah suatu energy keenergi yang lain.
2. Transduser pasif
Tranduser yang dapat bekerja bila mendapat energy tambahan dari luar.
3. Transduser aktif
Transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contoh - contoh pengunaan sensor
MENENTUKAN BESAR PENGAMAN ARUS DAN PENGHANTAR
Contoh :
1. Suply daya PLN = 450 VA, Tegangan 220 Volt
Beban : 1. Lampu TL 20 W = 2 buah , cos φ = 0.8, (25 VA)
2. Lampu pijar 40 w = 2 buah
3. Lampu Pijar 25 w = 2 buah
4. Radio / Tape = 40 w
5. Komputer = 100 w
Penyelesaian
1. Satuan watt ( daya murni ) dijadikan VA (daya semu)
Ingat : P = E.I cos φ = watt → Ps = E.I = Volt Ampere
E.I = Watt/cos φ ( VA)
Maka : 1. TL 20W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
2. Lp 40W x 2 bh = 40 VA x 2 = 80 VA
3. Lp 25W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
4. Radio / tape 40W = 125VA x 1 = 40 VA
5. Komputer 100 W = 125VA x 1 = 125VA
Total = 345 VA
2. Besar Arus PLN → I = 450/220 = 2 Amp
Besar arus beban → I = 345/220 = 1.6 Amp
Jadi MCB yang dipasang = 2 Ampere
NYA 3x2,5 mm2 = Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, dengan jumlah penghantar 3 buah , Penampang kabel 2,5 mm2 .
MENENTUKAN BESAR PENGAMAN ARUS DAN PENGHANTAR
Contoh :
1. Suply daya PLN = 450 VA, Tegangan 220 Volt
Beban : 1. Lampu TL 20 W = 2 buah , cos φ = 0.8, (25 VA)
2. Lampu pijar 40 w = 2 buah
3. Lampu Pijar 25 w = 2 buah
4. Radio / Tape = 40 w
5. Komputer = 100 w
Penyelesaian
1. Satuan watt ( daya murni ) dijadikan VA (daya semu)
Ingat : P = E.I cos φ = watt → Ps = E.I = Volt Ampere
E.I = Watt/cos φ ( VA)
Maka : 1. TL 20W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
2. Lp 40W x 2 bh = 40 VA x 2 = 80 VA
3. Lp 25W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
4. Radio / tape 40W = 125VA x 1 = 40 VA
5. Komputer 100 W = 125VA x 1 = 125VA
Total = 345 VA
2. Besar Arus PLN → I = 450/220 = 2 Amp
Besar arus beban → I = 345/220 = 1.6 Amp
Jadi MCB yang dipasang = 2 Ampere
NYA 3x2,5 mm2 = Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, dengan jumlah penghantar 3 buah , Penampang kabel 2,5 mm2 .
REKAPITULASI DAYA LISTRIK
Rumus daya
1. Satu Fasa → P = V . I . cos φ
2. Tiga Fasa → P = √3. V . I . cos φ
Sebagai perhitungan / disain daya KK = 200 VA
Ket :
NYA 3x2,5 mm2 = Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, dengan jumlah penghantar 3 buah , Penampang kabel 2,5 mm2
Maka : 1 TL 40W x 1 bh = 50 VA x 1 = 50 VA. (cos φ = 0.8)
2. TL 20W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA (cos φ = 0.8)
3. Lp 50W x 1 bh = 50 VA x 1 = 50 VA
4. Lp 25W x 2 bh = 25 VA x 2 = 50 VA
5. Kotak Kontak x 1 = 200VA x 1 = 200 VA
Total = 400 VA
Besar arus beban → I = 400/220 = 1.82 Amp
Karakteristik Arus Bolak Balik (AC)
1. Arus AC Melalui Kapasitansi (C)
• Kapasitor AC → Seakan2 C sedang dimuati
• Arus & tegangan berbeda fasa 900 → I mendahului E
2. Arus AC Melalui Resistor (R)
• Tegangan dan arus sefasa (tidak ada beda fasa
• I = V/R → R murni / ideal
3. Arus AC Melalui Induktansi (L)
• Tegangan dan arus berbeda fasa π/2 = 900
• Arus tertinggal dari tegangan → 900
Motivasi Buat Kita Semua
Menurut artikel yang saya baca, kehidupan seseorang dipengaruhi oleh alam bawah sadar, dan efek dari itu sangatlah menentukan tindakan yang bisa merugikan ataupun menguntungkan tanpa kita sadari. Maka bisa kita simpulkan dengan sebuah teori (+) positif dan (-) negative.
Dimana seseorang jika mempunyai sebuah pikiran (+) terhadap seseorang maka tindakannya akan positif, sebaliknya jika mempunyai sebuah pikiran (-) terhadap sesorang maka tindakan yang akan kita lakukan negative juga.
Maka selalulah berfikiran positif tinking jika menghadapi masalah.
Optimis kuncinya, karena pesimis akan menghancurkan kita
Jangan Pernah Menyimpan Sesuatu Yang Jelek Dipikiran Kita Karena Bisa Muncul Sikap Jelek Yang Tanpa Kita Sadari Dan Akan Merugikan Kita
Belajar Pembangkit Listrik
Kalau kita bicara tentang energi, tentunya kita memilih energi yang ramah lingkungan dan murah, kiranya mungkin ada yang mau memberikan ide pembuatan micro hidro yang efektif maupun pembangkitan2 yang lain, supaya nantinya bisa dibuat pembelajaran Siswa kami.
Disekolah kami siswa kelas 3 sekarang lagi buat tugas akhir, mereka merencanakan pembuatan pembangkit kecil meliputi :
1. PLTMH (Sungai kecil dibelakang sekolah)
2. PLTS (Solar sel)
3. PLTB (Angin)
4. PLTM (Sepeda)
GTT (Gardu Tiang Trafo)
• GW = Ground Wire
• LA = Lighting Arrester
GW dan LA akan bekerja secara optimal apabila nilai tahanan tanah (grounding) mendekati nol
1. SOP pengoperasian GTT yang dilengkapi dengan PHB-TR sebagai berikut :
• Melepas beban jaringan tegangan rendah
1. Melepas fuse jurusan JTR secara bertahap (no 11)
2. Melepas fuse utama JTR (no 9)
3. Melepas saklar utama JTR (no 8)
4. Melepas CO JTM secara bertahap (no 2)
• Memasukkan beban jaringan tegangan rendah
1. Masukkan CO bertahap (no 2)
2. Masukkan saklar utama (no 8)
3. Masukkan fuse utama (no 9)
4. Masukkan fuse jurusan bertahap (no 11)
Untuk mengoptimalkan operasi dan pengamanan GTT, penyaluran pentanahan harus dipasang berdasarkan klasifikasi system. Saluran pentanahan netral trafo digabung dengan saluran netral SUTR dan digrounding. Untuk saluran LA digabungan dengan rangka / body trafo dan rangka PHB – TR serta ditanahkan secara tersendiri.
2. LIGHTING ARRESTER (LA)
LA digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA, Sebagai berikut :
1. LA dipasang antara SUTM dan CO, apabila saluran terkena surja petir akan diamankan LA dan disalurkan ke tanah, gambar a.
2. LA dipasang setelah CO, apabila SUTM tersambar surja petir akan diamankan CO, gambar b (Sistem pada PLN distribusi Jatim)
Pada Jaringan listrik GTT (gadu tiang trafo) input pada sisi primer tegangan 20 KV diturunkan menjadi 220/380 V pada sisi sekunder trafo, hubungan pada trafo distrbusi pada sisi primer dihubungkan delta dan pada sisi sekunder hubungan bintang, tegangan antar fasa terlihat pada gambar besarnya 380 V, fasa dengan netral 220 V. Jaringan distribusi adalah merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan, dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari suatu sumber besar (Bulk Power Source) sampai keseluruhan pelayanan konsumen.
Sistem jaringan distribusi dapat dibagi dalam dua klasifikasi yaitu :
a) Jaringan distribusi primer
b) Jaringan distribusi sekunder
Secara umum sistem distribusi dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain:
1. Sumber Daya Besar (Bulk Power Source)
Yaitu merupakan pusat penerima daya saluran transmisi dan mengubahnya menjadi saluran subtransmisi.
2. Jaringan Subtransmisi
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari sumber daya besar menuju ke gardu induk distribusi.
3. Gardu Induk Distribusi
Yaitu merupakan tempat penerima daya dari jaringan subtransmisi dan merubah tegangan jaringan distribusi primer.
4. Jaringan Distribusi Primer
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari gardu induk menuju transformator distribusi.
5. Transformator Distribusi
Yaitu dapat menerima daya dari jaringan distribusi primer dan mengubah tegangan tersebut menjadi tegangan yang diperlukan oleh konsumen (beban).
6. Jaringan Distribusi Sekunder
Yaitu merupakan jaringan yang menyalurkan daya dari transformator distribusi menuju konsumen atau beban. Jaringan distribusi sekunder diatas dapat dilihat pada single line dibawah ini :
Tegangan yang keluar dari pembangkit
tenaga listrik, mempunyai sistem tegangan menengah 11 kV. Kemudian tegangan dinaikkan menjadi tegangan transmisi yang besarnya berkisar antara 70, 150, 500 kV. Dengan menaikkan tegangan tersebut maka dapat memperkecil kerugian yang terdapat pada saluran transmisi sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I 2 R). Atau dengan daya yang sama, bila tegangan dinaikkan maka arus yang mengalir akan lebih kecil dan kerugian daya akan lebih kecil.
Pada gardu induk distribusi, tingkat tegangan subtransmisi diturunkan menjadi tingkat tegangan distribusi primer yang besarnya 20 kV. Dan pada gardu induk distribusi, tingkat tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan sekunder yang besarnya berkisar antara 380/ 220 Volt.
Keterangan :
A. Generator = Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, tegangan 11 kV
B. Trafo (step up) = Gardu Induk, tegangan 11 kV / 70 – 500 kV
C. Transmisi = Saluran Transmisi tegangan 70 – 500 kV
D. Trafo (step down) = Gardu Induk, tegangan 70/20 kV
E. Distribusi Primer = Jaringan Tegangan Menengah 20 kV
F. Trafo (step down) = Gardu Distribusi, 20 kV / (400/231 V)
G. Distribusi Sekunder = Jaringan Tegangan Rendah, 380/220 V
Dari busbar GI tenaga listrik disalurkan melalui feder-feder saluran udara kedaerah-daerah beban, menggunakan sitem 3 fasa, 3 kawat, dengan tegangan antar fasa 20 kV.
Sistem Jaringan Distribusi
Jaringan Tegangan Menengah adalah jaringan tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan gardu induk sebagai suplay tenaga listrik dengan gardu – gardu distribusi. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Distribusi pada umumnya adalah 20 kV. Jaringan ini mempunyai struktur/pola sedemikian rupa, sehingga dalam pengoperasiannya mudah dan handal.
1. Sistem / pola Radial
Pola ini merupakan pola yang paling sederhana dan umumnya banyak digunakan di daerah pedesaan / sistem yang kecil. Umunya menggunakan SUTM(Saluran Udara Tegangan Menengah), Sistem Radial tidak terlalu rumit, tetapi memiliki tingkat keandalan yang rendah.
Sistem / pola open loop
Merupakan pengembangan dari sistem radial, sebagai akibat dari diperlukannya kehandalan yang lebih tinggi dan umumnya sistem ini dapat dipasok dalam satu gardu induk. Dimungkinkan juga dari gardu induk lain tetapi harus dalam satu sistem di sisi tegangan tinggi, karena hal ini diperlukan untuk manuver beban pada saat terjadi gangguan.
. Sistem / pola Close Loop
Sistem close loop ini layak digunakan untuk jaringan yang dipasok dari satu gardu induk, memerlukan sistem proteksi yang lebih rumit biasanya menggunakan rele arah(bidirectional). Sistem ini mempunyai kehandalan yang lebih tinggi dibanding sistem yang lain.
Sistem / pola Cluster
Sistem cluster sangat mirip dengan sistem spindel, juga disediakan satu feeder khusus tanpa beban(feeder expres).
TEST INSULASI / INSULATION TEST
Mengapa kita melakukan pengetesan insulation/ megger test ?? Test insulasi dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi yang memadai diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit atau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran.
Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/ phase dngan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.
Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah motor selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penurunan tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti motor dalam kondisi kritis.
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test
1. Pengukuran tegangan Rendah:
Rumus ≥ 1000. E (minimal)
Contoh :
E =380 V
R isolasi = 1000 . 380
= 380.000 Ω
= 0.38 M Ω
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih bisa dikatakan baik.
2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi :
Mengunakan DC Test
Rumus R isolator → Arus bocor
Max = ………… μA
Lihat table name plate alat
PENGUKURAN TAHANAN TANAH
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnyasehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini dapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan tanah juga bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah dilakukan dengan membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada dengan merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih nilai pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm. BAHAN – BAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK
Pengertian bahan
Bahan secara sederhana dapat diartikan sesuatu zat yang dapat berubah menjadi sesuatu atau barang lain. Menurut kondisinya bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bahan mentah
2. Bahan setengah jadi
3. Bahan jadi
Menurut sifat kelistrikan bahan bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bahan penghantar ( konduktor )
2. Bahan isolator
3. Bahan semikonduktor
Menurut sifat kemagnetan terdiri dari :
1. Magnet permanen
2. Mangnet remanen (sementara)
3. Bahan non magnetis
4. Paramagnetis
Dalam materi instalasi listrik akan dijelaskan beberapa bahan pendukung diantaranya :
1. Penghantar / kabel
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan beban. Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam. Dalam instalasi listrik ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari kegunaannya. Macam – macam kabel tersebut diantaranya :
a. Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan kabel NYAdengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat penandaan dari kabel NYA :
Huruf kode Komponen
N Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y Isolator PVC
A Kawat berisolasi
Re Penghantar pada bulat
Rm Penghantar bulat berkawat banyak
NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang
b. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1
Huruf kode Komponen
N Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y Isolator PVC
M Berselubung PVC
Re Penghantar pada bulat
Rm Penghantar bulat berkawat banyak
NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
c. Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
d. Tanda kabel / warna
Merah / Kuning / Hitam = Fasa R, Fasa S, Fasa T
Belang hijau kuning = Ground
Biru = Netral
2. Macam – macam saklar
Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik. Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari – hari dirumah maupun dimana saja. Ada saklar yang dipasang dalam tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow)
Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan saklar untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :
a. Saklar kutub satu
b. Saklar kutub ganda
c. Saklar kutub tiga
d. Saklar kelompok
e. Saklar seri
f. Saklar tukar
g. Saklar silang
3. Macam – macam fitting
a. Fiting langit-langit
Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).
b. Fiting gantung
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit. Pada bigian atas fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga kedudukannya menjadi kuat.
c. Stop Kontak
Pemasangan biasanya pada tempat-tempat lembab yang kemungkinan terjadipercikan air. Contohnya kamar mandi, kolam dan sebagainya
4. Pipa
Merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan. Tegangan ini diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan dengan kontak-kontak stopkontak. Stop kontak dipasang untuk memudahkan mendapatkan tegangan yang diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat dipindahkan.
5. Stop Kontak
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau hantaran darigangguan. Dengan pipa pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi. Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8 dlm.
6. Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem ini dibuatdari pelat besi atau plastic dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa. jarak pemasangan klem satu dengan lainny maksimal 80 cm.
7. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam pipa terdapat sambungan,karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Macam-macam kotak sambung:
a. Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
b. Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar, stop kontak.
c. Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.
8. Rol Isolator
Untuk pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa digunakan rol isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah.
9. Kotak Sekring
Kotak sekring merupkan alat yang digunakan membatasi besar arus yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Fungsinya sebagai pengaman. Apbiladialiri arus melebihi ketetapa maka sekring akan putus, sehingga tidak ada arus yang mengalir dalam rangkaian. Ada dua tipe sekring yang terdapat dipasaran yaitu sekring patron lebur dan sekring otomat. Keduanya memiliki fungsi yang sama tapi kerja teknis yang berbeda.
10. MCB (miniature Circuit Breaker)
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber.
Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkanuntuk mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung singkat atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB dipakai sampai 50 A.
11. KWH Meter
Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara praktisnya KWH meter digunakan untuk mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam pemakaian beban listrik dalam jangka waktu tertentu.
Prinsip kerja KWH meter:
Bila arus beban I mengalir melalui Wc akan menyebabkan terjadinya fluksi I. Wp memiliki sejumla lilitan yang besar yang dianggap sebagai reaktansi murni, sehingga arus Ip yang mengalir melalui Wb akan tertinggal fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut 90 0dan menyebabkan fluksi magnetis 2, misalnya karena pengaruh momen gerak ini, kepingan lauminium akan berputar dengan kecepatan n. sambil berputar, priringan akan memotong garis-garis fluksi magnet m dari magnet permanen dan akn menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang berbanding lurus terhadap n@m2 dalam kepingan aluminium tersebut. Arus –arus putar ini akan pula memotong garis-garis fluksi @m sehingga kepingan akan mengalami momen redaman Td yang berbanding lurus terhadap n@m2. Bila momen-momen tersebut yaitu Td dan Td dalam keadaan seimbang maka berlaku hubungan:
KdVI cos θ = Km nΦm2
atau
n = Kd / Km Φm (V I cos θ)
Dengan Kd dan Km sebagai konstanta. Jadi dari persamaan dapat terlihat bahwa kecepatan putar n, dari kepungan D, adalah berbanding lurus dengan beban VI cos@, sehingga dengna demikian maka jumlah perputaran dari pada kepingan tersebut,untuk suatu jangka waktu tertentu berbanding dengan energy yang akan diukur untuk jangka waktu tersebut.
Daftar istilah dalam instalasi listrik :
a. Arus lebih
Setiap arus yang melebihi harga nominalnya (arus kerja yang mendasari perbuatan peralatan tersebut).
b. Arus gangguan
Arus yang disebabkan oleh kerusakan isolasi.
c. Arus gangguan tanah
Arus yang mengalir ke tanah
d. Kemampuan hantar arus
Arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu melampaui nilai tertentu.
e. Penghantar nol
Penghantar yang dibumikan dengan tugas rangkap, yaitu sebagai penghantar pengaman dan penghantar netral.
TRANSFORMATOR PADA LISTRIK TENAGA
1. Transformator
a) Prinsip Kerja
Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday. Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu.
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz.
Dasar dari teori transformator sebagai berikut: Arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.
b) Pengertian Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan
menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi/pemakaian seperti:
1) Transformator Mesin (Pembangkit).
2) Tarnsformator Gardu Induk.
3) Transformator Distribusi
Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti:
1) Transformator besar
2) Transformator sedang
3) Transformator kecil.
2. Konstruksi Bagian-bagian Transformator
a. Bagian Utama
1) Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2) Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain.
Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3) Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
3. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
Gambar 8. Contoh Bushing Transformator
4. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (di tempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Gambar 9. Konservator Trafo
b. Peralatan Bantu
1) Pendingin Transformator
Transformator umumnya diisi minyak sebagai bahan isolasi antara kumparan dengan kumparan dan kumparan dengan kaki.
Transformator tenaga umumnya dilengkapi dengan sistem pendingin, yang dimaksudkan agar trafo dapat bekerja sesuai rating yang tertera pada spesifikasinya. Trafo yang dilengkapi pendingin adalah yang berkapasitas di atas 10 MVA. Tipe pendingin trafo adalah secara alami dan paksaan, yaitu menggunakan riben (sirip), radiator dan bantuan motor untuk mengembus udara. Banyaknya riben atau motor-motor yang terpasang sesuai dengan kapasitas trafo dan permukaan yang didinginkan.
Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan timbul rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun panas yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka kumparan dan minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya. Panas yang timbul pada kumparan akan diteruskan secara konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai pendingin. Baik kumparan maupun minyak trafo mempunyai batas-batas operasi panas yang diijinkan. Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft mempunyai batas panas yang diijinkan sesuai dengan klas isolasi spesifikasi trafo. Demikian juga minyak isolasi trafo mempunyai batas panas yang diijinkan. Apabila panas-panas tersebut dilampaui maka isolasi akan rusak dan secara keseluruhan transformator tersebut akan rusak. Panas tersebut harus direduksi dengan memasang sistem pendingin yaitu: riben, radiator kipas-kipas dan pompa minyak.
(a) Pendingin Dengan Riben
Transformator dengan kapasitas 10 sampai dengan 30 MVA menggunakan riben atau sirip-sirip sebagai pendingin. Minyak panas yang ditimbulkan oleh panas kumparan akan terjadi pada bagian atas trafo sementara minyak yang dingin berada di bawah bagian trafo. Kondisi ini secara alami akan mengalir dari bawah trafo dan diteruskan melalui riben atau sirip pendingin, yang dirancang sedemikian sehingga minyak panas yang melalui riben akan didinginkan oleh aliran udara luar.
(b) Pendingin Menggunakan Kipas
Transformator dengan kapasitas lebih dari 30 MVA biasanya dilengkapi dengan riben kipas pendingin, radiator dan pompa minyak.
•Menggunakan Riben dan Kipas
Minyak trafo panas yang dialirkan melalui riben seperti yang dijelaskan di atas akan dihembus dengan udara dari kipas pendingin, baik secara vertikal ataupun horizontal sehingga minyak panas sebelum masuk kedalam trafo telah didinginkan dengan udara luar dengan bantuan kipas angin.
•Menggunakan adiator dan Kipas Pendingin
Minyak panas dari dalam trafo dipompa dengan motor pompa minyak dialirkan melalui radiator-radiator dan pada bagian depan radiator terpasang kipas-kipas pendingin yang akan menarik udara panas yang ditimbulkan oleh minyak panas ke udara luar dan dari sela-sela radiator akan mengalir udara segar yang akan mendin2) Pengaruh Panas pada Transformator
Panas lebih pada trafo adalah sangat merusak pengaruhnya baik pada sistem solasi maupun minyak trafo. Besi maupun tembaga umumnya tidak berpengaruh.
(a) Kertas Selulose
Material isolasi dapat menciut dan sangat rapuh. Pengaruh sekunder dari panas lebih juga sangat penting misalnya produksi gas dan free water pada waktu terjadi dekomposisi dari material pressboard dan kertas. Jika ada free water yang tersisa selanjutnya akan mempercepat proses degradasi isolasi. Jika terdapat gasses selama dekomposisi tak dapat keluar dari winding gelembung-gelembung dapat terkumpul pada daerah tekanan listrik yang tinggi, akan memindahkan minyak (displace oil) dan akan memberikan kerusakan sebelum waktunya (premature failure). Oleh karena itu sejak transformator tidak tahan terhadap hubung singkat, tegangan impulse, switching surge, beban lebih dari transformator harus dibatasi dari hot spot temperatur tidak lebih dari 1400C.
(b) Minyak Mineral
Mengingat lagi aturan untuk kertas selulose sebagai “80 C” sementara minyak trafo beroperasi pada “100 C”. Pemilik atau operator harus berpendapat dua temperatur kritis yaitu 1500 C dan 1100 C untuk isolasi padat dan 600 C untuk isolasi minyak trafo.
Umur minyak trafo yang berguna dapat diharapkan jika temperatur minyak bagian atas tidak lebih dari 600 C. Harapan umur berguna minyak trafo kondisi energize dapat mencapai 20 tahun sebelum mencapai titik kritis jumlah kandungan asam 0,25 mg KOH/g. Jumlah kandungan asam ini tak tercapai, tingkat perubahan umur minyak trafo dari linier menjadi fungsi eksponensial. Umur berguna minyak trafo dipotong ½ untuk kenaikan setiap 100 C beyond 600 C faktor yang lain konstan. Tabel berikut memperlihatkan periode waktu yang diharapkan pada bermacam-macam suhu operasi untuk mencapai jumlah kandungan asam kritis. Sementara ANSI/IEEE membuat kriteria untuk kertas kraft dan untuk isolasi minyak tidak ada petunjuk. Selanjutnya disarankan pemilik atau operator menjaga kebenaran pikiran : umur maksimum minyak dan kertas adalah 600 C adalah temperatur maksimum minyak bagian atas yang diijinkan. Apabila temperatur melebihi 600 C, segera ambil langkah untuk membenarkan masalah ini. Rugi Listrik
Rugi-rugi I2R konduktor dan rugi inti yang bertambah dengan naiknya temperatur. Ini merupakan pemborosan energi dalam bentuk panas.
(c) Polimeric Wire Coating
Untuk beberapa jenis coating polimeric konduktor temperatur mencapai 1200 C dan lebih tinggi lagi dapat menghasilkan rugi-rugi dielektrik yang signifikan.
3) Tap Changer
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-rubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual.
Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap tarnsformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
Ada dua cara kerja tap changer:
(a) Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.
(b) Mengubah tapa dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer/OLTC)
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat tenaga beban OLTC terdiri dari:
1. Selector Switch.
2. Diverter Switch, dan
3. Transisi Resistor
Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun, tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.
4) Alat Pernapasan (Silicagel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akam memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator.
Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan, berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis.
5) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut:
(a) Indikator suhu minyak
(b) Indikator permukaan minyak
(c) Indikator sistem pendingin
(d) Indikator kedudukan tap
(e) Dan sebagainya
ginkan minyak trafo.
c. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena:
a. Hubung singkat antar lilitan/dalam phasa.
b. Hubung singkat antar phasa.
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah.
d. Busur api listrik antar laminasi.
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
2. Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane/ Pressure-elief Vent
Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator.
3. Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.
d. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator
1. Rele Diffrensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator antara lain, Flash Over antara kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
2. Rele Arus Lebih
Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang melebihi dan dari arus yang telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
3. Rele Tangki Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
4. Rele Hubung Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah.
5. Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan transfor-mator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan arus lebih. Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
6. Minyak Trafo (Transformator Oil)
Fungsi dari Minyak Trafo adalah: Insulator yaitu menginsolasikan kumparan di dalam trafo supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik (hubungan pendek) akibat tegangan tinggi. Pendingin yaitu mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu trafo berbeban lalu melepaskannya. Melindungi komponen-komponen di dalam trafo terhadap korosi dan oksidasi.
PERENCANAAN PENGGULUNGAN
TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi electromagnet.
Suatu transformator terdiri dari 2 buah kumparan (gulungan) kawat email. Kumparan pertama disebut gulungan primer dan kumparan yang kedua disebut sekunder.
Bahan – bahan yang diperlakukan untuk menggulung suatu transformator antara lain :
a. Kern
Kern atau teras besi lunak yang terbentuk dari kumparan besi lunak yang mengandung silicon yang berbentuk seperti huruf E dan I
!supportLists]-->b. Koker
Koker atau rumah atau tempat mengulung kumparan primer dan sekunder
c. Kawat email
Kawat email yang terbuat dari tembaga yang dilapiskan bahan isolasi yang tahan panas.
Penentuan Gulungan atau volt
Pada system penggulungan trafo biasa terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian kawat email dan kurang panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai 30% dari tembaga gulungan Primer.
Apabila kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer harus lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu diingat bahwa setiap kali tegangan gulungan Sekunder diberi beban tegangannya akan turun.
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1=tegangan gulungan primer dari PLN
E2=tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Circle/second oleh sebab itu untuk menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus:
Circle per second x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
Untuk menghindarkan panasnya transformator tenaga kita dapat memakai standar 56 circle/second sebagai dasar perhitungan
Jadi rumus perhitungan jumlah gulungan per volt:
56 x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
GULUNG PER VOLT
Yang dimaksud dengan gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar 1 Volt.
Untuk menetapkan besar jumlah gulung per volt dipakai ketentuan :
Rumus : gpv = f / O
Dimana
Gpv = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (50 Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan
Contoh 1 :
Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah gulungan per volt :
Jawab :
gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)
Contoh 2 :
Dibutuhkan sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan tegangan 6 V digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm dan tinggi 2 cm. Berapa jumlah gulungan atau banyaknya lilitan untuk kawat primer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan sekunder dibutuhkan 6 x 10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di tansformator jumlah lilitan digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut diatas maka bila gulung primer dihubungkan kepada tegangan listrik jala – jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan sebesar 6 volt.
GARIS TENGAH KAWAT
Garis tengah atau tebal kawat tembaga menentukan kemampuan kawat dilalui arus listrik. Bila listrik yang mengalir didalam kawat melebihi kemapuan dari kawat akan mengakibatkan kawat menjadi panas dan jika arus yang melalluinya jauh lebih besar dari kemampuan kawat , kawat akan terbakar dan putus.
Tabel garis tengah kawat
Garis tengah atau tebal
kawat (mm) Kemampuan dilalui
arus ( A )
0,1 0,016 – 0,024
0,15 0,035 – 0,053
0,2 0,063 – 0,094
0,25 0,098 – 0,147
0,3 0,141 – 0,212
0,35 0,190 – 0,289
0,4 0,251 – 0,377
0,45 0,318 – 0,477
0,5 0,390 – 0,588
0,6 0,566 – 0,849
0,7 0,770 – 1,16
0,8 1,01 – 1,51
0,9 1,27 – 1,91
1 1,57 – 2,36
1,5 3,53 – 5,3
2 6,28 – 9,42
2,5 9,82 – 14,73
3 14,14 – 21,20
3,5 19,24 – 28,86
4 25,14 – 37,71
Contoh 3:
Suatu alat memakai alat tenaga listrik 400 Watt dipasang pada tegangan 20 V. Untuk menghubungkan alat tersebut ke sumber aliran dibutuhkan kawat yang bergaris tengah :
W = 400 Watt
E = 200 Volt
I = W/E I = 400/200 I = 2 Ampere
Agar mampu dilewati arus sebesar 2 A dipakai kawat dengan ukuran garis tengah 1 mm. Transformator jala-jala umumnya mempunyai gulungan yang bercabang guna menyesuaikan
tegangan.
Contoh perencanaan mengulung trafo :
Perencanakan sebuah transformator jala-jala dengan data-data sebagai berikut:
Teras besi yang dipergunakan mempunyai lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 Cm. Dikehendaki gulung primer untuk dipasang pada tegangan 110 V atau 220 V dan gulung sekunder yang menghasilkan tegangan 6 V dan 9 V, yang menghasilkan arus 500 mA.
Tentukan berapa jumlah gulung primer dan gulung sekunder beserta cabang - cabangnya. Berapa ukuran tebal kawat yang dibutuhkan.
Pemecahannya:
0 = 2,5 x 2 = 5 Cm2.
gpv = 50/5 = 10.
Jumlah gulungan primer untuk 110 V: 110 X 10 = 1100 lilitan
Jumlah gulung primer untuk 220 V: 220 X 10 = 2200 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 6 V: 6 X 10 = 60 lilitan + 10% = 66 lilitan.
Jumlah gulungan sekunder untuk 9 V: 9 X 10 = 90 lilitan + 10% = 99 lilitan.
Cara menggulung kawatnya untuk tegangan 110 V dan 220 V tidak digulung sendiri-sendiri, tetapi cukup mencabang sebagai berikut: digulung dulu sebanyak 1100 lilitan untuk 110 V, kemudian ujung dari akhir gulungan disalurkan keluar sebagai cabang untuk kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan lagi untuk tegangan 2200 V.
Demikian halnya digulung sekunder: kawat digulung dulu sebesar 66 lilitan untuk tegangan 6 V kemudian di cabang, untuk kemudian ditambah gulungan lagi sebesar 33 lilitan buat tegangan 9 V.
Selanjutnya untuk menentukan tebal atau diameter kawat digulung primer dan digulung sekunder dilakukan sebagai berikut:
Tebal kawat sekunder:
Karena gulung sekunder telah ditentukan mempunyai besar arus 500 mA diperlukan kawat yang mempunyai diameter 0,5 mm (dilihat di daftar tebal kawat)
Tebal kawat primer:
Untuk menentukan tebal kawat untuk kawat gulungan primer harus diketahui besar arus primer.
Besar arus primer: II = WL/EI
II = besar arus primer.
WL = tenaga digulung primer.
EI = tegangan primer.
Karena besar tegangan primer juga belum diketahui, maka dapat ditentukan dengan memakai
RUMUS : W1 = 1,25 X W2 (rendemen dianggap 80%)
W1 = besar tegang digulung primer
W2 = besar tegangan digulung sekunder.
Besar tegangan sekunder W2 = E2 X 12.
W2 = tegangan sekunder.
E2 = tegangan sekunder.
Besar arus dan tegangan sekunder telah diketahui yaitu: 9 V, 0,5 A. (500mA)
Besar tegangan sekunder : W2 = 0 X 0,5 = 4,5 Watt.
Besar tegangan primer : W1 = 1,25 X W2
= 1,25 X 4,5
= 5,625 Watt dibutuhkan 5,6 Watt.
Besar arus primer : I1 = W1/E1
I1 = 5,6/220
= 0,025 A = 25 mA.
Menurut daftar tebal kawat primer untuk untuk 25 mA berukuran: 0,15 mm. Dari keterangan di atas transformator yang direncanakan mempunyai ukuran-ukuran seperti dibawah ini:
Jumlah gulung primer untuk 110 V: 1100 lilitan, diberi cabang kemudian digulung lagi sebanyak 1100 lilitan, untuk 220 V.
Gulung sekunder untuk 6 V: 66 lilitan, diberi cabang dan ditambah 33 lilitan untuk 9 V. Tebal kawat 0,15 mm. Tebal kawat sekunder 0,5 mm.
Cara menggulung kawat trafo
dipraktek dilkukan dengan melilitkan kawat secara merata syaf demi syaf. Antara syaf satu dengan yang lainnya diberi isolasi kertas tipis. Pembuatan cabang dari lilitan dilakukan dengan membengkokkan kawat diluar lilitan, untuk kemudian dilanjutkan manggulung lagi kawat sampai selesai.
Guna melakukan itu semua pada lobang tempat gulungan dimasukkan sepotong kayu ukuran yang sesuai yang pada kedua belah ujungintinya dimasukkan as dari logam yang berhubungan dengan alat pemutar. (lihat gambar)
Apakah bagian primer atau sekunder yang digulung terlebih dulu tidak menjadi soal karena kedua akan memberi hasil yang sama.
BATAS DAYA TERSAMBUNG PELANGGAN LISTRIK PT.PLN
NO DAYA
TERPASANG (VA) PEMBATAS
MCB/MCCB (A)
1 250 1 X 1,2
2 450 1 X 2
3 900 1 X 4
4 1,300 1 X 6
5 2,200 1 X 10
6 3,500 1 X 16
7 4,400 1 X 20
8 5,500 1 X 25
9 7,700 1 X 35
10 11,000 1 X 50
11 13,900 1 X 63
12 17,000 1 X 80
13 22,000 1 X 100
14 3,900 3 X 6
15 6,600 3 X 10
16 10,600 3 X 16
17 13,200 3 X 20
18 16,500 3 X 25
19 23,000 3 X 35
20 33,000 3 X 50
21 41,500 3 X 63
22 53,000 3 X 80
23 66,000 3 X 100
24 82,500 3 X 125
25 105,000 3 X 160
26 131,000 3 X 200
27 147,000 3 X 225
28 164,000 3 X 250
29 197,000 3 X 300
30 233,000 3 X 335
31 279,000 3 X 425
32 329,000 3 X 500
33 414,000 3 X 630
34 526,000 3 X 800
35 630,000 3 X 1000
CARA MENGHITUNG TARIF DASAR LISTRIK
Untuk perhitung biaya penggunaan listrik setiap bulan yang harus dibayar oleh pelanggan listrik ke PT.PLN (Persero) dihitung berdasarkan catatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) atau kWh meter dan akan dicantumkan pada Rekening Listrik Pelanggan. Harga listrik berdasarkan Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN yang berlaku.
Contoh Perhitungan :
Sumber daya listrik dari PLN = 900 VA (Volt Amper atau Tegangan Arus).
• Sumber daya listrik (daya semu) : S = V.I (VA) ,I = Ampere
• Daya beban (daya aktif) : P = V.I.Cos θ (Watt) Watt tidak sama dengan VA
- Besar factor daya Cos θ = 0,5 ÷ 0,99 (tergantung kualitas peralatan/merk.
- Cos θ = 0,99 (mendekati 1) contohnya lampu pijar, strika dll.
• Kwalitas beban alat sangat berpengaruh pada kemampuan sumber listrik dan pembayaran listrik/bulan
• Untuk menghitung pemakaian sumber daya listrik PLN maksimum.
Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. berikut linknya
PENGHEMATAN LISTRIK
Peralatan beban.
Adapun peralatan penunjang menggunakan serangkaian beban listrik berupa 5 lampu TL 15W, 2 lampu pijar 100W dan motor listrik 150W. Beban tersebut digunakan untuk mensimulasikan penghematan daya dengan memantau perubahan arus untuk perbaikan faktor daya setelah adanya beban induktansi.
Perencanaan kapasitor.
Kapasitor adalah komponen yang hanya dapat menyimpan dan memberikan energi yang terbatas yaitu sesuai dengan kapasitasnya, pada dasarnya kapasitor terdiri atas dua keping sejajar yang dipisahkan oleh medium dielektrik. Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk memperbaiki tegangan dan faktor daya, karenanya menambah kapasitor sistem akan mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding dengan kuadrat arus beban, sedang pada kapasitor paralel sebanding dengan kuadrat tegangan. Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel pada jaringan distribusi mengakibatkan losses akibat aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan mengalami kenaikan sehingga kapasitas sistem bertambah. Kapasitor seri tidak digunakan secara luas dalam saluran distribusi, karena adanya berbagai permasalahan resonansi distribusi dalam transformator.
Manfaat penggunaan kapasitor paralel:
1. mengurangi kerugian
2. Memperbaiki kondisi tegangan
3. Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan
Untuk menghitung besarnya nilai kapasitor menggunakan rumus :
C = Qc/-V2ω
Dimana :
Qc = Daya reaktif kapasitor (Var)
V = Tegangan (Volt)
ω = 2πf
Contoh
Satu buah TL dengan daya = 15 W, tegangan = 220 V, Faktor daya = 0,35 Maka :
P = V.I.Cos θ
I = P/V.Cos θ = 15/220x0,35 = 15/77 = 0,1948 A » 194,8 mA
Konsumsi yang dibutuhkan secara teori apabila Cos θ nya 0,9 adalah :
I = P/V.Cos θ = 15/220x0,9 = 0,0757 A » 75,7 mA
Berapa % penghematan :
194,8 – 75,7 = 119,05 » ±61%
Cara mencari nilai kapasitor :
Cos θ1 = 0,35 » θ1 = Cos-1 x 0,35 = 69,50
Cos θ2 = 0,9 » θ2 = Cos-1 x 0,9 = 25,840
Daya Nyata P1 = 15W
Daya Semu S1 = V.I = 42,856 VA
S1 = P/Cos θ = 15/0,35 = 42,857 VA
Daya Reaktif Q1 = S.Sin θ
= 42,857.Sin69,5
= 40,143 VAR
P2 = P1 = 15 W
S2 = V.I = 220x75,75Ma = 16,665VA
Q2 = S.Sin θ
= 16,665.Sin 25,84
= 7.26 VAR
Daya reaktif yang harus dihilangkan :
ΔQ = Q2 – Q1
= 7,26 – 40,143 = - 32,883 VAR
Jadi kapasitor yang digunakan untuk mendapatkan sudut (Phi) = 1 adalah :
C = Qc/-V2ω = - 32,882/2202x314 = 32,882/15197600 = 2,2 μF
Jadi untuk penghematan dengan beban diatas setelah dilakukan perhitungan kapasitor yang harus dipasang sebesar = 2,2 μF
PERHITUNGAN DAYA
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu :
1. Daya listrik DC
2. Daya listrik AC.
Daya listrik DC dirumuskan sebagai :
P = V . I
dimana :
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (Amper)
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos θ
Dimana :
V = tegangan kerja = 220 (Volt)
I = Arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos θ = faktor daya (cos phi)
Pada sistem tiga phase :
P = √3.V.I. cos θ
dimana:
V = tegangan antar phase =380 (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos θ = faktor daya (cos phi)
Segitiga daya dapat digambarkan sebagai berikut :
S = daya semu = V*I
P = daya nyata (riil) = V*I*cos θ
Q = daya maya (imaginer) = V * I sin θ
Selanjutnya dapat digambarkan dalam segitiga daya
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
• Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
• Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
• Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
• Catatlah hasil pengukuran anda
2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
• Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
• Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
• Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
• Catatlah hasil pengukuran anda
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
• Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
• Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
• Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
• Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + x
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan skala yang berbeda
TEST PEN
Test pen sering digunakan dalam kegiatan elektronika. Test penmerupakan alat bantu pengukuran sederhana, test pen digunakanuntuk mengetahui apakah suatu penghantar listrik (kabel atau kawat)memiliki tegangan listrik. Dalam gambar 7 ditunjukkan gambar testpen.Didalam test pen terdapat lampu petunjuk (indicator) yang akanmemberikan tanda, apabila menyala maka pada bagian sumberterdapat tegangan, sebaliknya apabila tidak menyala maka padabagian sumber tidak terdapat tegangan.
Cara penggunaan test pen sebagai berikut :
1. Pegang test pen dengan ujung-ujung jari
2. Letakkan jari telunjuk pada bagian atas (tempat jari tangan)
3. Pastikan jari tangan anda tidak menyentuh bagian sumber dan buatlah pengukuran menjadi nyaman
4. Tempelkan ujung bagian bawah test pen (tempat sumber) denganpenghantar yang akan diuji.
5. Perhatikan lampu petunjuk
6. Lepaskan test pen dari penghantar yang diuji
kesimpulan
Test pen merupakan alat bantu pengukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu penghantar (atau sumber listrik) terdapat tegangan. Test pen tidak dapat mengetahui besarnya tegangan sumber. Tespen memiliki lampu petunjuk (indicator) apabila lampu menyala maka pada sumber terdapat tegangan, sebaliknya apabila lampu tidak menyala maka pada sumber tidak terdapat sumber tegangan.
KELUARGA THYRISTOR
Istilah Thyristor berasal dari tabung Thyratron-Transistor, dimana dengan perkembangan teknologi semikonduktor, maka tabung-tabung elektron yang bentuknya relatip besar dapat digantikan oleh tabung-tabung transistor yang berukuran jauh lebih kecil tanpa mengurangi kemampuan operasionalnya. Yang termasuk dalam keluarga thyristor adalan Silicon Controlled Rectifier, Diac, Triac yang semuanya didasari dari Dioda Lapis Empat (Four Layers Diode). Bahan dasar thyristor ini adalah dari silicon dengan pertimbangan jauh lebih tahan panas dibandingkan dengan bahan germanium. Thyristor ini banyak digunakan sebagai alat pengendali tegangan atau daya yang tinggi dengan kemampuan yang tinggi.
SILICON CONTROLLED RECTIFIER ( SCR )
Silicon Controlled Rectifier disingkat SCR dirancang untuk mengendalikan daya ac hingga 10 MW dengan rating arus sebesar 2000 amper pada tegangan 1800 volt dan frekuensi kerjanya dapat mencapai 50 kHz. Tahanan konduk dinamis suatu SCR sekitar 0,01 sampai 0,1 ohm sedangkan tahanan reversenya sekitar 100.000 ohm atau lebih besar lagi.
Konstruksi dasar dan simbolnya
SCR mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Anoda, Kathoda dan Gate dimana anoda berpolaritas positip dan kathoda berpolaritas negatip sebagai layaknya sebuah dioda penyearah (rectifier). Kaki Gate juga berpolaritas positip. Gambar dibawah ini memperlihatkan pengembangan konstruksi dan diekuivalenkan dengan rangkaian kaskade transistor.
. Penyulutan SCR
SCR dapat dihidupkan dengan arus penyulut singkat melalui terminal Gate, dimana arus gate ini akan mengalir melalui junction antara gate dan kathoda dan keluar dari kathodanya. Arus gate ini harus positip besarnya sekitar 0,1 sampai 35 mA sedangkan tegangan antara gate dan kathodanya biasanya 0,7 volt.
Jika arus anoka ke kathoda turun dibawah nilai minimum (Holding Current = IHO), maka SCR akan segera mati (Off). Untuk SCR yang berkemampuan daya sedang, besar IHO sekitar 10 mA. Tegangan maksimum arah maju (UBRF) akan terjadi jika gate dalam keadaan terbuka atau IGO = 0. Jika arus gate diperbesar dari IGO, misal IG1, maka tegangan majunya akan lebih rendah lagi.
Gambar dibawah ini memperlihatkan salah satu cara penyulutan SCR dengan sumber searah (dc), dimana SCR akan bekerja dengan indikasi menyalanya lampu dengan syarat saklar PB1 dan PB2 di ON kan terlebih dahulu.
Triggering untuk penyulutan SCR dengan sumber dc ini tidak perlu dilakukan secara terus menerus, jika saklar PB1 dibuka, maka lampu akan tetap menyala atau dengan perkataan lain SCR tetap bekerja. Dibawah ini Memperlihatkan cara penyulutan SCR dengan sumber bolak-balik (ac).
Dengan mengatur nilai R2 (potensiometer), maka kita seolah mengatur sudut penyalaan (firing delay) SCR. Untuk penyulutan SCR dengan sumber arus bolak-balik, harus dilakukan secara terus menerus, jadi saklar S jika dilepas, maka SCR akan kembali tidak bekerja.
Gambar dibawah ini memperlihatkan bentuk tegangan dan pada terminal SCR dan beban. Pengendalian sumber daya dengan SCR terbatas hanya dari 00 sampai 900.
Pengujian SCR
Kondisi SCR dapat diuji dengan menggunakan sebuah ohmmeter seperti layaknya dioda, namun dikarenakan konstruksinya pengujian SCR ini harus dibantu dengan penyulutan kaki gate dengan pulsa positip. Jadi dengan menghubung singkat kaki anoda dengan gate, kemudian diberikan sumber positip dari meter secara bersama dan katoda diberi sumber negatipnya, maka akan tampak gerakan jarum ohmmeter yang menuju nilai rendah penunjukkan ohm dan kondisi ini menyatakan SCR masih layak digunakan. Sedangkan jika penunjukkan jarum menunjuk pada nilai resistansi yang tinggi, maka dikatakan kondisi SCR menyumbat atau rusak.
DIAC
Istilah diac diambil dari Dioda AC yang merupakan salah satu dari keluarga thyristor dan termasuk dalam jenis Bidirectional Thyristor. Diac mempunyai dua buah elektroda atau terminal dan dapat menghantar dari kedua arah oleh karenanya diac dianggap sebagai homo atau non-polar. Diac tersusun dari empat lapis semikonduktor seperti dioda lapis empat. Gambar ini memperlihatkan ekuivalen dan simbol diac.
Prinsip kerja Diac
Diac mempunyai impedansi yang tinggi dalam dua arah,guna mencapai titik konduknya diperlukan tegangan antara 28 sampai 36 volt. Kita perhatikan gambar a diatas, jika tegangan diberikan pada diac menyamai atau melebihi tegangan konduknya, maka salah satu saklar akan menutup, demikian sebaliknya untuk kondisi yang sama salah satu saklarnya juga akan menutup.
2. Identifikasi Diac
Karena homopolar, maka untuk menentukan kaki diac adalah sama saja baik yang kiri maupun yang kanan. Bentuk fisiknya menyerupai dioda rectifier dengan ciri-ciri
Sistem pengkodeannya tergantung dari pabrik pembuatnya, sebagai contoh Motorola mengeluarkan tipe 1N5758 sampai 1N5761 sedangka PhilipsAustralia mengeluarkan tipe BR100.
3.Penggunaan Diac dalam rangkaian
Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya, misalnya pemicu TRIAC. Gambar dibawah ini memperlihatkan salah satu contoh rangkaian yang melibatkan Diac.
TRIAC
Triac dipersiapkan untuk mengendalikan daya bolak-balik secara penuh dari 0o hingga 180o. Triac mempunyai tiga elektroda mirip dengan SCR, namun Triac dapat menghantarkan arus dalam dua arah. Simbol dan konstruksi Triac
Penyulutan Triac
Gambar berikut memperlihatkan metoda penyulutan Triac secara sederhana, dimana pada rangkaian tersebut kapasitor C akan mengisi muatannya lewat R1 dan R2 setiap setengah perioda.
Selama setengah perioda positip, MT2 akan akan lebih positip dari MT1, sehingga pelat atas kapasitor akan bermuatan positip. Jika tegangan pada kapasitor muncul hingga mencapai harga yang mencukupi untuk pemenuhan arus gate, maka Triac akan ON. Kecepatan pengisian kapasitor diatur oleh potensiometer R2, dimana jika hambatannya besar, maka pengisiannya akan lambat sehingga terjadi penundaan penyalaan. Jika nilai R2 kecil, maka pengisian kapasitor akan lebih cepat dan arus yang mengalir ke beban akan tinggi. Metoda lain adalah dengan melibatkan piranti Diac seperti terlihat pada gambar dibawah ini. dimana sering terdapat Triac yang dikemas bersama Diac dalam satu chip dan dikenal dengan nama Quadrac.
TRANSISTOR BIPOLAR
Transistor adalah piranti elektronik yang menggantikan fungsi tabung elektron-trioda, dimana transistor ini mempunyai tiga elektroda , yaitu Emitter, Collector dan Base. Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P dan N
Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara pemberian biasnya saja. Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan, namun pada dasarnya karena transistor ini tidak tahan terhadap temperatur, maka tabungnya biasanya terbuat dari bahan logam sebagai peredam panas bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas (heat-sink).
1. PENENTUAN ELEKTRODA TRANSISTOR
Spesifikasi transistor yang lengkap dapat anda peroleh dari buku petunjuk transistor, dimana dalam buku tersebut akan anda peroleh karakteristik fisik dan listrik suatu jenis transistor bahkan dilengkapi dengan transistor ekuivalennya. Berikut ini adalah gambaran spesifikasi transistor yang banyak digunakan khususnya dalam penentuan elektroda dari transistor tersebut
PENGKODEAN TRANSISTOR
Hampir sama dengan pengkodean pada dioda, maka huruf pertama menyatakan bahan dasar transistor tersebut, A = Germaniun dan B = Silikon, sedangkan huruf kedua menyatakan penerapannya.
Berikut ini adalah huruf-huruf kedua yang dimaksud :
C = transistor frekuensi rendah
D = transistor daya untuk frekuensi rendah
F = transistor frekuensi tinggi
L = transistor daya frekuensi tinggi
Contoh penerapan kode ini diantaranya adalah BF 121, AD 101, BC 108 dan ASY 12.
3. PENGUJIAN TRANSISTOR
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat menguji kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu multitester. Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu :
a. Salah pemasangan pada rangkaian
b. Penangan yang tidak tepat saat pemasangan c. Pengujian yang tidak professional Sedangkan kemungkinan kerusakan transistor juga ada tiga jenis, yaitu : a. Pemutusan b. Hubung singkat
c. Kebocoran Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
4. NILAI BATAS SUATU TRANSISTOR
Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahan semikonduktor akan berubah sifat jika menerima panas yang berlebihan. Suhu maksimal sutu transistor Germanium adalah sekitar 75o C sedangkan jenis Silikon sekitar 150o C. Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu maksimalnya tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan Heat Sink atau dengan kipas kecil (Fan). Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga temperatur solder dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna pengalihan penyaluran panas. Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan bantuan Pasta Silikon yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu biasanya pendingin tersebut diberi cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
5. PENGGUNAAN TRANSISTOR
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat menguji kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu multitester. Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu :
a. Salah pemasangan pada rangkaian
b. Penangan yang tidak tepat saat pemasangan
c. Pengujian yang tidak professional
Sedangkan kemungkinan kerusakan transistor juga ada tiga jenis, yaitu :
a. Pemutusan
b. Hubung singkat
c. Kebocoran
Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
6. NILAI BATAS SUATU TRANSISTOR
Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahan semikonduktor akan berubah sifat jika menerima panas yang berlebihan. Suhu maksimal sutu transistor Germanium adalah sekitar 75o C sedangkan jenis Silikon sekitar 150o C. Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu maksimalnya tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan Heat Sink atau dengan kipas kecil (Fan). Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga temperatur solder dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna pengalihan penyaluran panas. Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan bantuan Pasta Silikon yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu biasanya pendingin tersebut diberi cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
7. PENGGUNAAN TRANSISTOR
Sebagaimana tujuan dari pembuatan transistor, maka transistor awalnya dibuat untuk menguatkan (amplifier) signal-signal, daya, arus, tegangan dan sebagainya. Namun dikarenakan karakteristik listriknya, penggunaan transistor jauh lebih luas dimana transistor ini banyak digunakan juga sebagai saklar elektronik dan juga penstabil tegangan.
• Transistor sebagai saklar
Dengan memanfaatkan sifat hantar transistor yang tergantung dari tegangan antara elektroda basis dan emitter (Ube), maka kita dapat menggunakan transistor ini sebagai sebuah saklar elektronik, dimana saklar elektronik ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik, seperti :
a. Fisik relative jauh lebih kecil,
b. Tidak menimbulkan suara dan percikan api saat pengontakan.
c. Lebih ekonomis.
• Transistor sebagai pengatur tegangan (Voltage-Regulator)
DIODA
Dioda berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda, dimana elektroda-elektrodanya tersebut adalah ANODA yang berpolaritas positip dan KATHODA yang berpolaritas negatip.
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnyaDIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, - Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol, bangun fisiknya dan konstruksinya
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA
Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
6. MENGUJI DIODA
Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara pengujiannya, yaitu :
1. Pengujian dengan Multitester (Ohmeter)
2. Pengujian dengan Continous Tester
3. Pengujian dengan batere + lampu pijar
4. Pengujian dengan batere + loudspeaker
7. Menguji dioda dengan Ohmmeter
Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog/ digital. Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan (ohmmeter) dimana jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang dalam meter berlawanan polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai polaritas negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter mempunyai polaritas positip batere.
I N G A T !!! POLARITAS TERMINAL METER BERLAWANAN DENGAN POLARITAS BATERE DI DALAMNYA
Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
2. Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
3. Hubungkan terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest sedangkan terminal – (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini adalah reverse)
4. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).
5. Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan negatip meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini adalah forward).
6. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda putus (rusak).
Jenis - Jenis Kabel
Beberapa Jenis - Jenis Kabel
Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
hitam biru merah
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.
kabel NYAF
Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
Kabbel NYFGbY
Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan di dalam saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang terbuka dimana perlindungan terhadap gangguan mekanis dibutuhkan, atau untuk tekanan rentangan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti kawat baja.Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR
Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya lebih baik.
Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.
Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan.
Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2 / 500 V
Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan
Pengertian Frekuensi dari sudut pandang Teknik
a. Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak-balik penuh.
b. Pengertian Frekuensi
Frekuensi adalah benyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Rumus frekuensi adalah jumlah getaran dibagi jumlah detik waktu. Frekuensi memiliki satuan hertz / Hz
c. Pengertian / Arti Definisi Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik / sekon.
d. Pengertian / Arti Definisi Amplitudo
Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari titik keseimbangan.
Sistem ini pada umumnya banyak digunakan di Distribusi Memiliki kehandalan yang relatif tinggi karena disediakan satu expres feeder / penyulang tanpa beban dari gardu induk sampai gardu hubung Biasanya pada tiap penyulang terdapat gardu tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik manufer apabila terjadi gangguan pada jaringan tersebut
Posted by
Devondia
on Kamis, 28 Oktober 2010
/
Comments: (0)